Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

ASIAN GAMES XVII

Pewushu Indonesia Sumbang Medali Perak

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Minggu, 21 September 2014, 07:30 WIB
Pewushu Indonesia Sumbang Medali Perak
juwita niza wazni/getty image
rmol news logo Atlet wushu asal Sumatera Utara, Juwita Niza Wazni menjadi penyumbang medali pertama bagi Kontingen Indonesia di Asian Games XVII/2014 di Incheon Korsel, setelah merebut medali perak nomor gabungan Nan Dao + Nanquan putri di Ganghwa Dolmens Gymnasium, kemarin.

Niza, pewushu binaan Yayasan Kusuma Wushu Indonesia (YKWI) Medan, berhak atas raihan medali perak setelah mengumpulkan total poin 19.19 (9.63+9.56). Medali emas diraih  pewushu Malaysia Tai Cheau Xuen nilai 19.23 (9.62+961) dan perunggu Wei Hong dari Tiongkok nilai  19.15 (9.72+9.43)).
Sayangnya aksi Niza mempersembahan medali pertama untuk Indonesia ini tidak disaksikan unsur Pemerintah (Kemenpora) maupun pengurus Prima, KOI dan KONI Pusat.
 
Hanya  Ketua Umum PB WI Master Supandi Kusuma bersama Tim Manajer Eisen Gauw yang terus setia mendampingi Niza. Dia mengaku, tidak ambil pusing soal itu. Yang terpenting kata Master Supandi, Wushu sudah membuka jalan bagi Kontingen Indonesia dalam perburuan medali di negeri gingseng ini.

"Saya memang memprediksikan Niza bakal dapat medali. Tapi kalau ini menjadi medali pertama kontingen Indonesia,sungguh di luar perkiraan. Hal ini tentunya sangat membanggakan dan patut disyukuri," ujarnya.

"Kemauan dan potensi Niza sangat besar. Dan saya juga sudah "membaca"  lawan-lawannya. Karena itu saya sejak awal begitu optimis  Niza bakal dapat medali," tambah Master Supandi sambil memperlihatkan senyum khasnya.

Penyandang gelar Dan VIII Wushu Internasional ini membenarkan, torehan medali perak Niza sudah sangat bagus dan sesuai target.

Dikatakan, meraih medali wushu taolu apalagi di event selevel Asian Games sungguh sulit. Wushu adalah seni, menilai seni bukan hal gampang. Tapi Niza di usianya yang masih muda bisa berprestai lewat seni wushunya. Ini sangat baik.

"Niza masih muda, baru 18 tahun, kesempatannya untuk meraih prestasi lebih tinggi masih terbuka lebar asal ia tidak cepat merasa puas," kata Master Supandi.

Rasa tidak cepat puas bukan saja ditujukan kepada Niza,tapi atlet wushu Indonesia lainnya, terlebih  Achmad Hulaefi dan Lindswell yang baru akan turun bertanding Minggu dan Senin besok.

"Hulaefi dan Lindswell serta Hendrik maupun Hertati hendaknya kian termotivasi dengan raihan perak Niza," ujarnya lagi. 

Tim Manajer Wushu Indonesia Eisen Gauw bersama Pelatih Taoulu asal Tiongkok  Zang Yue Ning dan Sandri Liong asal Sumut, juga mengaku gembira dengan persembahan perak Niza. "Ia mendapat medali karena kemampuan bertanding Niza memang menunjukkan peningkatan," kata Eisen Gauw.

Niza sendiri juga mengaku tidak menyangka jika dari 186  atlet Indonesia yang dikirim ke Asian Games,dialah penyumbang medali pertama bagi Kontingen Merah Putih.

"Rasa haru, bangga dan gembira, menyatu dalam diri saya saat ini. Jujur saya sebelumnya tidak mematok target harus dapat medali. Bagi saya yang penting tampil bagus. Soal hasil saya serahkan kepada Allah. "Alhamdulillah,saya menduduki peringkat dua dan menjadi penyumbang medali pertama. Ini merupakan anugrah tidak terhingga dan tidak pernah saya duga sebelumnya," kata Niza dengan mata berkaca-kaca.

"Medali ini saya persembahkan untuk Master Supandi yang begitu berjasa dan besar perhatiannya dalam membina dan mengembangkan bakat wushu saya. Juga untuk keluarga yang memberi dukungan penuh serta seluruh masyarakat Indonesia tentunya," tambah Niza.

Torehan medali perak  Niza cukup dramatis. Pada laga perdana di nomor Nan Dao Sabtu pagi, ia mengawali penampilannya dengan baik. Mahasiswa Sementer Pertama Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) ini memperagakn jurus- jurus Nan Dao secara mantap disertai power yang juga sangat mendukung. 

Ia pun menempati posisi kedua dengan raihan 9.63, lebih sedikit 0,9 poin dari atlet Tiongkok  Wei Hong yang mendapat 9.72. Sementara di urutan tiga Thai Cheau Xuen (Malaysia)9.62, disusul Yuen. Ka Ying (Hong Kong) 9.61, Tsai Wen Chuan (Taipeh) 9.60. Sementara pewushu Indonesia lainnya yang juga ambil bagian di nomor ini, Ivana Ardelia Irmanto menempati posisi tujuh, nilai 9.57 sama dengan Lin Chih Yu (Taipeh).

Selang tiga jam berikutnya, Niza kembali turun di nomor Nanquan. Tampil di kesempatan keenam, torehan nilai Niza agak menurun. Ia hanya mendapat 9.56 sehingga total nilainya 19.19. Poin Niza langsung tergeser karena di penampilan ketujuh, pewushu Malaysia mendapat nilai 9.61, sehingga total poinnya 19.23 karena di Nandao ia dapat 9.62. Niza pun sempat terkesan murung, sebab pewushu Tiongkok Wei Hong yang sudah mengantongi 9.72 dari Nandao,belum turun bertanding. Demikian pula Tsai Wen Chuan dari Taipeh (9.60) baru akan turun di penampilan kesebelas. Dengan kata lain posisi Niza sempat terancam.

Posisi Niza di tempat kedua akhirnya dipastikan tidak tergeser lagi, setelah dua saingannya dari Tiongkok dan taipeh tadi juga gagal meraih nilai terbaik. Wei Hong yang sudah di atas angin melakukan kesalahan saat pendaratan sehingga hanya mendapat tambahan poin 9.43 atau total 19.15 dan harus puas di urutan tiga. Sementara Wen Chuan mendapat 9.49 total 19.09 di posisi lima. Sedangkan Ivana bertengger di urutan empat total nilai 19.12.[wid]
 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA