Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kekalahan 1998 Pelecut Semangat Kroasia Melawan Perancis Di 2018

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-1'>RUSLAN TAMBAK</a>
LAPORAN: RUSLAN TAMBAK
  • Sabtu, 14 Juli 2018, 13:11 WIB
Kekalahan 1998 Pelecut Semangat Kroasia Melawan Perancis Di 2018
rmol news logo . Final Piala Dunia 2018 di Rusia akhirnya mempertemukan Perancis dan Kroasia. Setelah melibas satu demi satu lawan masing-masing di babak sebelumnya, tim mana yang lebih dijagokan jadi jawara di Luzhniki Stadium Moskow, Minggu (15/7) pukul 22.00 WIB.

Mantan Menteri Perindustrian Saleh Husin yang juga penggemar sepak bola dan futsal, mengunggulkan Kroasia untuk mampu mengatasi tim Perancis.

"Tentu saya berharap Kroasia akan keluar sebagai pemenang dan memboyong tropi Piala Dunia, sekaligus menjadi negara yang baru menjadi juara dunia pertama kalinya," ujar Saleh di Jakarta, Sabtu (14/7).

Dia juga memprediksi jalannya pertandingan akan sama kuat. Luka Modric, Ivan Perisic dan Mario Mandzukic bakal lebih tajam dibanding saat menjungkalkan Inggris pada semifinal.

Sebagai tim yang tampil mengejutkan dan bukan unggulan alias kuda hitam, Kroasia diyakininya bakal bermain lepas dan menyerang tanpa beban. Kekuatan tim berjuluk Vatreni itu adalah mental kuat, kompak, terorganisasi dengan baik, dan lini tengah yang berkualitas.

Meski begitu, kecepatan dan kelincahan Kylian Mbappe dan Antoine Griezmann tetap harus diwaspadai skuad pemain belakang Kroasia. Dari segi pencapaian di pentas sepak bola terakbar sejagat, Tim Ayam Jantan merupakan juara Piala Dunia 1998.

Pada ajang di tahun itu pula, Kroasia mencatatkan prestasi terbaiknya yakni mencapai semifinal. Menariknya, di babak itu Kroasia mesti takluk dari Perancis. Kroasia kemudian meraih second runner-up setelah menang 2-1 atas Belanda pada perebutan tempat ketiga.

"Nah pertemuan di semifinal Piala Dunia 1998 itu bisa menjadi bahan bakar semangat Kroasia untuk membalas kekalahan," sebut Saleh Husin yang kini menjadi Managing Director Sinar Mas.

Kroasia sendiri terbilang sebagai negara kecil dengan jumlah penduduk 4,2 juta jiwa dengan peringkat FIFA ke-20. Sementara Prancis berpenduduk 67 juta jiwa dan menduduki peringkat FIFA ke-7. "Ini pertandingan seperti David melawan Goliath," katanya merujuk perbandingan kedua negara yang berselisih jauh.

Selain itu, dengan Perancis yang ingin meraih juara kedua kalinya, maka permainan akan menarik dan jika saking alotnya maka bisa-bisa dilanjutkan perpanjangan waktu dan mungkin ditentukan dengan drama adu pinalti.

Dia juga mengaku memang menunggu-nunggu momen final Piala Dunia ini. Awalnya, tim jagoannya adalah Brasil. "Tapi, seperti pendukung tim Samba lainnya, kita harus berjiwa besar karena Neymar dan kawan-kawan harus pulang kampung duluan," ujar Saleh yang selalu nonton bareng di Kemang Village bersama putra dan koleganya.

Menurutnya, nobar di kawasan itu sangat meriah, ramai dan atmosfernya seolah berada di stadion. Selain itu masih terhitung dekat dari kediamannya di Pejaten dan dapat berkumpul bersama rekan-rekan sesama penggila bola. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA