Terakhir isu team order sempat dipraktikkan Tim Ducati, saat ingin memuluskan Andrea Dovizioso meraih gelar juara musim lalu. Ketika itu, Dovi butuh kemenangan di GP Malaysia (29/10) untuk menjaga posisinya.
Skenario dimulai ketika lima lap menjelang balapan berakhir, Lorenzo yang saat itu memimpin perlombaan bergerak melebar hingga disalip Dovizioso yang berada di belakangnya. Kemenangan itu berhasil menunda pesta peÂbalap Repsol Honda, Marc Marquez sebagai juara MotoGP musim lalu.
Larangan team order ini memang tidak secara khusus diatur dalam regulasi MotoGP. Namun tindakan team orÂder untuk mengatur posisi pebalap satu tim dalam balapan dianggap mencederai prinsip sportivitas.
Federasi Balap Motor Internasional (FIM) hanya bisa menjatuhkan sanksi kepada pebalap yang mencoba memÂbahayakan pebalap lain hanya demi memuluskan langkah rekan setimnya menuju gelar juara dunia.
Sebagaimana tertulis pada peraturan 1.21.2. Pro-kontra mengenai penerapan team order di Jepang diprediksi bakal terus menggelinding sebelum ada pembalap yang dinyataÂkan sebagai juara dunia MotoGP musim ini. Apalagi Marc Marquez hanya membutuhkan satu kemenangan lagi untuk menutup perburuan gelar tahun ini.
Honda punya peluang untuk menerapkan strategi ini di kandangnya. Apalagi, rekan setim Marquez yakni Dani Pedrosa dikenal sangat patuh dengan perintah tim. Namun apakah Ia rela, jika Ia harus mencoreng raihan balapannya jelang pensiun?
"Saya memiliki banyak hasil bagus di Motegi di masa lalu. Tapi saya juga mengalami beberapa momen menanÂtang. Jadi, kita harus menunggu dan melihat, tetapi tentu saja saya berharap tahun ini akan baik," kata Pedrosa dikutip
crash. ***
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: