Gelar juara itu didapat setelah Fognini berhasil mengalahkan petenis Serbia, Dusan Lajovic 6-3 6-4 di final yang berlangsung selama 1 jam 38 menit.
Fognini mengkonversi empat dari lima break point yang dicipÂtakannya demi rekor petenis unggulan terendah yang memeÂnangkan gelar di Monte Carlo sejak petenis unggulan ke-13, Gustavo Kuerten pada musim 1999.
Atas kemenangan kali ini, Fognini berhak menempati perÂingkat 12 dunia ketika daftar peringkat baru dirilis pada hari Senin (22/4) kemarin.
"Aku mempersiapkan pertandÂingan ini sebaik mungkin karena dia dilatih bekas pelatihku (Jose Perlas) dan aku tahu itu akan sangat berat," kata Fognini diÂkutip Reuters.
Perjalanan Fognini ke final Monte Carlo Open terbilang draÂmatis. Dia sempat tertinggal 4-6, 1-4 di babak pertama melawan Andrey Rublev dan kembali tertÂinggal 1-6, 0-2 melawan Borna Coric di perempat final.
Selain itu, pekan ini Fognini juga mampu menundukkan dua petenis peringkat lima besar dunia sekaligus.
Mereka adalah Alexander Zverev yang duduk di peringkat tiga demi melaju ke perempat final. Selanjutnya adalah petenis peringkat dua dunia sekaligus juara bertahan, Rafael Nadal di semifinal.
"Ini adalah pencapaian yang luar biasa, aku sangat-sangat senang," kata Fognini.
Lajovic harus mengakui keunggulan taktik permainan Fognini. Selain itu, sang juara juga disebutnya cukup lincah di lapangan tanah liat.
"Hari ini permainan tidak mudah, sangat berangin. Tapi Fabio adalah orang yang memiÂliki tangan yang hebat," kata Lajovic.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: