Fuad Naji jadi salah satu korban yang didatangi langsung Sesmenpora. Dalam pertemuan tersebut, Fuad membeberkan kronologi kejadian yang menimpa dirinya dan seorang suporter Indonesia lainnya.
"Kejadiannya itu adalah sweeping dari suporter Malaysia terhadap suporter Indonesia. Insiden pengeroyokan itu terjadi pada pukul 02.00 dini hari di daerah perhotelan di Bukit Bintang," jelas Fuad, dilansir laman resmi Kemenpora.
Fuad mengaku tidak sendiri saat kejadian tersebut. Ia bersama kawannya, Yovan, dikeroyok oleh sekitar 15-20 orang. Tak hanya melakukan tindak kekerasan, para pengeroyok tersebut juga melontarkan kata-kata diskriminatif.
"Waktu mereka menghampiri saya, mereka menanyakan 'Kau Indonesia atau Malaysia?' dan saya diminta untuk berbicara bahasa Melayu. Kemudian mereka merogoh-rogoh kantong saya dan mencari identitas saya," imbuh Fuad.
Fuad pun harus kehilangan tas yang berisi paspor, dompet, dan ponsel dalam kejadian tersebut. Dia bersama Yovan segera menyelamatkan diri ke hotel tempat menginap kawan yang lain yang lokasinya tak jauh.
Menurut Fuad, aksi tersebut tampaknya sudah direncanakan. Karena ada yang memantau lokasi, ada yang merekam aksi, ada yang menjadi eksekutor, juga ada yang memberi komando.
Fuad juga menyayangkan warga sekitar yang seperti membiarkan kejadian tersebut. Padahal kondisi saat itu masih terbilang ramai.
"Di situ wilayah ramai, yang melihat banyak, tetapi warga di sana apatis. Mereka hanya menjadikan saya tontonan. Mereka tidak berusaha menghubungi polisi atau melerai para pelaku pengeroyokan tersebut dan saya yakin di situ ada banyak CCTV," beber Fuad.
Keterangan Fuad ini akan melengkapi data Kemenpora terkait penyelidikan kasus pengeroyokan suporter Indonesia di Malaysia. Termasuk berkoordinasi dengan KBRI Kuala Lumpur untuk memberikan pendampingan jik Fuad dan Yovan mendapat panggilan Polis Diraja Malaysia untuk dimintai keterangan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: