Syalikhul Imam, penanggung jawab event paralayang dari Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) mengatakan, sekitar lokasi titik pendaratan belum sepenuhnya steril. Terutama banyaknya pohon tinggi maupun antena yang cukup membahayakan para atlet paralayang.
“Kurang memadai lokasi pendaratanya padahal sebelum event digelar saya sudah mengintruksikan beberapa pohon yang tinggi harus ditebang. Sayangnya tidak direspons sampai event digelar,†terang Syalikhul Imam, Sabtu, (15/2).
Dilaporkan
Kantor Berita RMOLJatim, festival paralayang yang pertama kalinya digelar di Ngawi tersebut antara 14-16 Februari 2020 ini dilaksanakan di lokasi kebun teh Jamus, Desa Wonosari, Kecamatan Sine. Festival itu sendiri dimotori langsung Disparpora Kabupaten Ngawi.
Sementara itu atlet paralayang dari Jayapura, Eddy Warisal, menerangkan lokasi take off di kebun teh Jamus cukup bagus. Selain didukung panorama alam cuacanya pun sering berubah. Hal itulah yang membuat dirinya merasa ada tantangan tersendiri.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.