Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Atlet Olimpiade Asal Belarusia Tak Mau Tinggalkan Tokyo Setelah Dipaksa Pulang karena Kritikannya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 02 Agustus 2021, 07:50 WIB
Atlet Olimpiade Asal Belarusia Tak Mau Tinggalkan Tokyo Setelah Dipaksa Pulang karena Kritikannya
Pelari cepat Belarusia Krystsina Tsimanouskaya/Net
rmol news logo Salah satu atlet lari cepat Olimpiade Tokyo 2020 asal Belarusia Krystsina Tsimanouskaya menolak untuk kembali ke negara asalnya, setelah dipaksa untuk mengemasi barang-barangnya dan diantar ke bandara pada Minggu (1/8) waktu setempat.

Itu terjadi setelah dia secara terbuka mengkritik staf pelatih nasional Olimpiade Belarusia.

Alih-alih kembali ke negaranya, Tsimanouskaya kemudian memutuskan untuk mencari perlindungan dari polisi Jepang di Bandara Haneda di Tokyo dan mengeluarkan permohonan kepada Komite Olimpiade Internasional.

Pelari cepat berusia 24 tahun itu dijadwalkan mengikuti lomba lari 200 meter putri pada Senin (2/8).

"Saya telah dikeluarkan dari tim karena fakta bahwa saya berbicara di Instagram saya tentang kelalaian pelatih kami," katanya, seperti dikutip dari Reuters.

Dalam sebuah video yang diposting di Instagram, Tsimanouskaya mengkritik pejabat Olimpiade Belarusia karena diduga memutuskan begitu saja bahwa dia harus berlari estafet 4x400 meter setelah beberapa anggota tim ditemukan tidak memenuhi syarat untuk bersaing di Olimpiade karena mereka tidak menjalani tes doping dalam jumlah yang cukup.

Komite Olimpiade Internasional mengatakan pihaknya telah berbicara dengan Tsimanouskaya dan bahwa dia ditemani oleh seorang anggota staf Tokyo 2020 di bandara.

"Dia telah memberi tahu kami bahwa dia merasa aman," kata IOC dalam sebuah posting Twitter.

Tsimanouskaya mengatakan staf pelatih datang ke kamarnya pada hari Minggu dan menyuruhnya untuk berkemas. Setelah itu dia mengaku dibawa ke bandara Haneda oleh perwakilan dari tim Olimpiade Belarusia.

Tetapi dia menolak untuk naik ke pesawat dan mencari perlindungan dari polisi Jepang sebagai gantinya.

"Saya tidak akan kembali ke Belarus," katanya kepada Reuters melalui pesan singkat Telegram.

Sementara Komite Olimpiade Belarusia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pelatih telah memutuskan untuk menarik Tsimanouskaya dari Olimpiade atas saran dokter tentang "keadaan emosional dan psikologisnya".

Dalam sebuah video yang diterbitkan di Telegram oleh Yayasan Solidaritas Olahraga Belarusia, Tsimanouskaya meminta IOC untuk terlibat dalam kasusnya. Sebuah sumber di yayasan itu, yang mendukung para atlet yang dipenjara atau absen karena pandangan politik mereka, mengatakan Tsimanouskaya berencana meminta suaka di Jerman atau Austria pada Senin.

Kepala yayasan, mantan perenang Olimpiade Aliaksandra Herasimenia, mengatakan kepada Reuters bahwa Tsimanouskaya juga dapat menerima bantuan dari Polandia.

"Kami meminta bantuan sejumlah negara," kata Herasimenia, peraih medali Olimpiade tiga kali. "Tapi yang pertama bereaksi adalah konsulat Polandia. Kami siap menerima bantuan mereka."

Insiden pada hari Minggu menyoroti perselisihan di Belarus, bekas negara Soviet yang dijalankan dengan cengkeraman ketat oleh Presiden Alexander Lukashenko. Berkuasa sejak 1994, ia menghadapi gelombang protes tahun lalu, yang juga diikuti oleh beberapa atlet.

Putra Lukashenko, Viktor Lukashenko, adalah presiden Komite Olimpiade Belarus. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA